Ruang Tumbuh Bersama, Bernama Forum Lingkar Pena Surabaya

Oleh: BagusRamadhan

https://pixabay.com/id/photos/stasiun-trek-stasiun-kereta-839208/
Ilustrasi: Pixabay.com

Pengelana malam hidup berjalan dalam kesepian yang suram. Bukan karena memang ingin demikian, tetapi bisa jadi petualangan membuatnya harus berada di ruang yang terkesan mencekam. Itu kenapa ketika pengelana malam memutuskan untuk berkumpul dan tertawa bersama, ia tidak lagi kesepian sehingga dia bisa bertumbuh bersama. 


Kira-kira seperti itu gambaran bagaimana rasanya bertumbuh bersama dengan Forum Lingkar Pena Surabaya. Saya yang dulu bukan siapa-siapa di dunia literasi Surabaya, sekarang sedikit lebih mengerti bagaimana forum seperti FLP bisa melahirkan nama-nama penulis besar di Indonesia. Memang, sekarang pun saya belum jadi apa-apa. Biarlah seperti itu, tetap berkelana mencari pengalaman dan pengetahuan meski tidak lagi sendirian. 


Terhitung sejak saya pertama kali berpartisipasi dalam pelatihan dan seleksi sebagai anggota terdaftar FLP dua tahun lalu, saya sedikit lebih banyak menghasilkan tulisan dari pada sebelumnya. Kuantitas memang tidak bisa menjadi barometer kualitas. Tapi karena kuantitas, saya beryukur kualitas tulisan saya sedikit demi sedikit menjadi lebih baik. Saya pikir ini adalah bukti kalau organisasi seperti FLP bisa menjadi ruang untuk kita bisa bertumbuh bersama. 


Menjadi pengelana sendirian mungkin menyenangkan bagi sebagian orang. Bisa kesana kemari dengan bebas tanpa ada tuntutan dan batasan. Tapi kebebasan tidak selalu selaras dengan pertumbuhan, padahal tumbuh adalah kebutuhan kita sebagai sosok yang terus semakin menua. 


Perlu disadari bahwa berorganisasi dan berkumpul bersama sesekali seperti mengekang. Ada begitu banyak tuntutan dan pekerjaan yang harus diselesaikan. Setiap pekan harus menulis untuk dikirimkan. Merasakan bagaimana karya kita yang sangat buruk itu dibedah dan disidang. Siapa yang betah duduk menjadi pesakitan, diperlihatkan bagaimana saltik-saltik dan kesalahan logika penulisan di hadapan banyak orang. 


Malu, tapi juga haru. Kapan lagi karya kita bisa mendapatkan masukan dan timbal balik berharga dari rekan-rekan yang punya kemampuan dan pengalaman lebih. Daripada membayangkan bagaimana tulisan kita mendapatkan tanggapan mimpi buruk dari publik di jagad maya, lebih baik mendapatkan penghakiman di ruang yang lebih bermartabat dan kekeluargaan. 


Suatu saat, ketika keberanian datang, saya yakin bisa untuk mempublikasikan karya tulisan yang telah banyak tertahan. Bayangkan, rasa ngerinya tulisan kita terpampang di depan banyak pembaca dari banyak latar belakang. Itulah ketakutan yang mungkin ada di setiap benak penulis-penulis pinggiran ketika tidak percaya dengan kualitas karyanya sendiri. 


Forum Lingkar Pena kemudian bisa menjadi jembatan ataupun pintu persiapan bagi penulis-penulis yang punya impian untuk bisa melahirkan karyanya. Ruang yang diberikan FLP jadi kesempatan untuk saling tumbuh bersama melatih keberanian. Itu kenapa, saya bersyukur ditakdirkan untuk berkubang di Forum Lingkar Pena Surabaya. 


Saya sadar, saya tidak punya apa-apa untuk diberikan untuk membalas kebaikan-kebaikan ruang hebat yang berulang tahun ke- ini. Pun tulisan ini begitu tidak layak untuk menjadi karya ucap selamatan. Tapi yang jelas, FLP semakin menua, ruang yang menemani pengelana ini semakin dewasa menjadi tempat penuh makna untuk banyak orang. 


Selamat merayakan dan memperingati dirgahayu hari lahir perjuangan FLP Surabaya. Semoga kita bisa bertumbuh bersama berkarya dan menyinari malam dengan percikan goresan-goresan pena.


*Diambil dari Pekan Karya 9 untuk memperingati Milad FLP Surabaya ke-16


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama