Persaudaraan akan semakin terjalin dengan adanya silahturahmi. Di tengah panasnya cuaca Surabaya dan dalam kondisi saat haus dan dahaga pada puncaknya, Minggu, 04 Juli 2015, FLP Gresik melakukan kunjungan ke FLP Surabaya. Selain untuk menjalin silahturahmi, kunjungan ini dimaksudkan untuk saling berbagi ilmu antara FLP Surabaya dan FLP Gresik mengenai bagaimana pengolahan oraganisasi agar tetap eksis. Bertempat di Perpustakaan Keluarahan Ngagel Rejo, diskusi antar kedua FLP Cabang ini dibuka dengan musikalisasi puisi, perpaduan antara bait-bait puisi dan alunan biola, oleh Ihdina Sabili dan Muhammad Khoirur Roziqin.
Pada sambutan FLP Surabaya yang diwakili oleh wakil ketua FLP Surabaya, Muhammad Noevil Agustian menyatakan sangat senang menerima kedatangan FLP Gresik. Begitu juga pada sambutan yang disampaikan oleh Nur Hidayati Sri selaku ketua FLP Gresik. Beliau sangat senang dapat hadir di FLP Surabaya dan mendapat sambutan yang begitu menarik dengan adanya penampilan musikalisasi puisi.
Diskusi yang berjalan selama tiga jam bukanlah diskusi biasa. Terlihat jelas bagaimana semangat anggota FLP yang begitu besar untuk dapat menghidupkan FLP di wilayah masing-masing. Ada beberapa permasalahan keorganisasian yang didiskusikan guna mencari solusi terbaik untuk menjaga keesistensian FLP. Salah satu permasalahan yang diungkapkan oleh Mukhlisin, salah satu anggota FLP Gresik adalah masalah ‘mati suri’. Beliau menyatakan bahwa saat ini FLP Gresik tengah menggeliat ingin memulai kembali membangun FLP yang sempat ‘mati suri’ beberapa tahun ini. Menurut penuturan Maulana Malik Ibrahim selaku ketua FLP Surabaya, masalah serupa juga pernah dialami FLP Surabaya beberapa tahun lalu. Namun dengan semangat dan tekad yang kuat dari pengurus, akhirnya FLP Surabaya pun berhasil dihidupkan kembali. Semangat tersebut tidak hadir dengan sendirinya, namun juga dengan cara menjadi solidaritas antar anggota.
Salah satu faktor lain untuk menjaga keeksistensian adalah dengan menjaga komitmen dan tanggung jawab dalam melakukan pemilihan anggota baru. “Pada saat memilih anggota, kami tidak mengutamakan bakat yang dimiliki, melainkan niat dan semangat. Pada proses penyaringan anggota kami pun harus tega pada peserta. Kami memberikan materi-materi dan tugas-tugas yang harus dikumpulkan setiap minggunya. Ketepatan waktu, kehadiran, dan keaktifan peserta memiliki nilai tersendiri yang cukup menunjukkan kualitas mereka,” jelas Ibrahim di tengah-tengah diskusi.
Hasil dari diskusi adalah FLP Gresik mantab untuk mencoba menerapkan komitmen untuk memilih anggota dalam Open Recruitment yang akan dilakuakan ke depannya. Selain itu FLP Gresik berencana untuk mengirimkan beberapa anggota untuk dapat terjun langsung dan mengamati proses open recruitment Surabaya yang akan diadakan mendatang. (Nge)
Pada sambutan FLP Surabaya yang diwakili oleh wakil ketua FLP Surabaya, Muhammad Noevil Agustian menyatakan sangat senang menerima kedatangan FLP Gresik. Begitu juga pada sambutan yang disampaikan oleh Nur Hidayati Sri selaku ketua FLP Gresik. Beliau sangat senang dapat hadir di FLP Surabaya dan mendapat sambutan yang begitu menarik dengan adanya penampilan musikalisasi puisi.
Diskusi yang berjalan selama tiga jam bukanlah diskusi biasa. Terlihat jelas bagaimana semangat anggota FLP yang begitu besar untuk dapat menghidupkan FLP di wilayah masing-masing. Ada beberapa permasalahan keorganisasian yang didiskusikan guna mencari solusi terbaik untuk menjaga keesistensian FLP. Salah satu permasalahan yang diungkapkan oleh Mukhlisin, salah satu anggota FLP Gresik adalah masalah ‘mati suri’. Beliau menyatakan bahwa saat ini FLP Gresik tengah menggeliat ingin memulai kembali membangun FLP yang sempat ‘mati suri’ beberapa tahun ini. Menurut penuturan Maulana Malik Ibrahim selaku ketua FLP Surabaya, masalah serupa juga pernah dialami FLP Surabaya beberapa tahun lalu. Namun dengan semangat dan tekad yang kuat dari pengurus, akhirnya FLP Surabaya pun berhasil dihidupkan kembali. Semangat tersebut tidak hadir dengan sendirinya, namun juga dengan cara menjadi solidaritas antar anggota.
Salah satu faktor lain untuk menjaga keeksistensian adalah dengan menjaga komitmen dan tanggung jawab dalam melakukan pemilihan anggota baru. “Pada saat memilih anggota, kami tidak mengutamakan bakat yang dimiliki, melainkan niat dan semangat. Pada proses penyaringan anggota kami pun harus tega pada peserta. Kami memberikan materi-materi dan tugas-tugas yang harus dikumpulkan setiap minggunya. Ketepatan waktu, kehadiran, dan keaktifan peserta memiliki nilai tersendiri yang cukup menunjukkan kualitas mereka,” jelas Ibrahim di tengah-tengah diskusi.
Hasil dari diskusi adalah FLP Gresik mantab untuk mencoba menerapkan komitmen untuk memilih anggota dalam Open Recruitment yang akan dilakuakan ke depannya. Selain itu FLP Gresik berencana untuk mengirimkan beberapa anggota untuk dapat terjun langsung dan mengamati proses open recruitment Surabaya yang akan diadakan mendatang. (Nge)
Posting Komentar