Kujatuh Hati Pada Pertemuan Pertama

Kutulis catatan hari ini ditemani cemilan khas yang entah apa namanya, gulungan kecil yang berisi abon sapi yang renyah. Diiringi musik host Piala Presiden yang menggebu-gebu menebar semangat pada siapa saja untuk fokus terhadap siaran sepak bola PERSEBAYA Vs SFC yang semoga saja berujung nilai, miris melihat angka nol keduanya.
Oh ya, aku baru saja selesai makan siang dengan suamiku tercinta. Kami sama-sama baru datang dari perjalanan masing-masing. Aku dari pertemuan FLP dan Suamiku dari pernikahan temannya. Suamiku sempat menanyakan apa yang kulakukan sepagi tadi meskipun sms izin telah kulayangkan. Sebenarnya aku ingin bercerita banyak hal padanya. Namun sayang, kata-kataku tak mau antre. Mereka memilih berjubel ditenggorokan, saling desak-mendesak, hingga tak ada satupun yang keluar. Padahal cukup sederhana, aku ingin bercerita bahwa aku sangat senang mengikuti acara FLP tadi pagi.
Diawali dengan sambutan dari Mas Noevil (wakil ketua FLP Surabaya) yang menggodok komitmen kami kepada FLP Surabaya. Ada tiga catatan yang sempat kutulis. Pertama FLP tidak hanya fokus dalam kepenulisan, tapi juga ingin membentuk kader yang lebih berkualitas, terutama dalam hal disiplin. Menurut beliau, “Tepat waktu adalah kebiasaan penting yang diremehkan.” Kedua, jangan sampai kegiatan tulis-menulis melalaikan kewajiban kita, dalam hal ukhrowi maupun duniawi. Misalnya saja, orang yang “terlalu” menulis di malam hari hingga melewatkan subuhnya. Ketiga, kita memang keluarga kecil, namun kita tak memiliki semangat yang kecil.
Di tengah-tengah agenda, diberikan juga sambutan dari Mas Daud, Ketua FLP Sidoarjo yang menceritakan betapa semut memiliki kepribadian yang patut kita teladani. Alkisah, ada seorang Arab Badui yang melakukan perjalanan jauh. Di tengah perjalanan ia merasakan letih. Akhirnya ia pun memutuskan untuk beristirahat dan mengakhiri perjalanannya, hingga ia melihat semut yang mencoba melewati batu. SI Semut berusaha sangat keras, namun tetap saja gagal. Meskipun begitu, ia tetap mencoba lagi dan lagi. Hingga akhirnya, ia pun dapat melewati batu tersebut. Sang Badui pun terenyuh, hingga menggebu-gebulah hatinya dan memutuskan untuk melanjutkan perjalanan sampai ketempat tujuan. Dari cerita tersebut, si semut mengajarkan arti keuletan, ketekunan dan pantang menengok kebelakang.
Ada Ulama yang juga mengatakan bahwa, “penyakit seseorang ketika akan meraih sesuatu adalah rasa bosan.” Hal ini sangat “ngeh” dihatiku, Teman. Betapa tidak, aku sering memulai menulis, namun di tengah perjalanan, ideku mogok dan tak dapat lagi kuteruskan. Entah karena bosan, atau tak ada ide. Wejangan Mas Daud membuat hatiku tersindir dan meneguh-neguhkan sambil berharap, semoga setelah ini, aku memiliki kepribadian yang lebih baik.
Sambutan terakhir datang dari Mas Ibrahim yang penuh semangat Beliau menelisik niat kami satu per satu. Sesuai pengamatan Beliau, kebanyakan orang yang masuk di Forum Lingkar Pena karena asmara dan mencari pengalaman. Intinya, orang yang masuk ke FLP dengan niatan mencari kasih, akan tersisih, dan orang yang mencari pengalaman, belum tentu tertunaikan. Jadi, semua yang kita lakukan harus diawali dengan niatan yang baik, yakni ingin memberikan sumbangsih pemikiran untuk kemajuan dunia, Indonesia khususnya. Beliau juga mengungkapkan bahwa Pemimpin-Pemimpin Indonesia adalah para penulis, mulai dari Pak Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo, Sjafruddin Prawiranegara, dan lain sebagainya. Beliau-beliau adalah pemimpin hebat yang juga menekuni dunia kepenulisan. Ini yang sama sekali tak pernah kudengar selama 21 tahun terakhir. Sempat ingin kubertanya kepada Mas Ibrahim, “Apakah kepenulisan mempengaruhi sifat kepemimpinan?” dan kau pasti tahu alasan kenapa aku mengurungkkan niat untuk bertanya. Sekali lagi karena macet di tenggorokan.
Acara FLP-pun diakhiri dengan penulisan target selama seper-empat tahun terakhir. Aku menulis beberapa target, dan semoga aku bisa merealisasikannya tanpa ada satu pun yang tertinggal, terutama one-day one little article dan three short stories in a week. Sekian sahabat pena. Salam GoNulisGoNulisGooo…!!!!

*Farichah Aulia

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama