Nabi Muhammad, Ahli Strategi Penyelamat Ka’bah

Dokumentasi BISIK


“Karena mereka semua tahu, Muhammad adalah orang yang amin dan dicintai.”


BISIK (BIncang SIrah dan Keislaman), program rutinan divisi kaderisasi FLP Surabaya ini dilaksanakan Sabtu, 14 Agustus 2021, Pukul 19.15 WIB di zoom meeting. Sesuai dengan nama programnya, BISIK merupakan program bincang santai tentang sepak terjang sejarah dan perjuangan Nabi Muhammad. Pada BISIK episode #4 kali ini masih dipandu Saifuddin Syadiri dan dihadiri oleh 19 orang peserta yang terdiri dari beberapa anggota FLP Surabaya dan masyarakat umum. 

Setelah BISIK sebelumnya membahas bagaimana kisah kelahiran, pertumbuhan dan pembentukan karakter Nabi Muhammad, kali ini tema yang diangkat adalah “Nabi Muhammad, Sang Pemersatu Bangsa.” Kepemimpinan Nabi Muhammad sebagai ahli strategi dan pemecah masalah sudah terkuak sejak sebelum diangkat menjadi Nabi. 

Dokumentasi BISIK

Pascabanjir besar yang melanda Ka’bah, Pemuda berumur lima belas tahun ini terjun langsung memanggul batu, ikut berkontribusi membangun Baitullah. Ka’bah sebagai rumah pertama yang dibangun untuk menyembah Allah selalu disucikan lintas generasi. Sejak pembangunan kali pertama oleh Nabi Ibrahim dan Ismail, Baitulharam telah mengalami tiga kali renovasi.

“Pembangunan Ka’bah dimulai dari era Nabi Ibrahim, orang Kuraisy, sahabat Abdullah bin Zubair, dan Hajjaj atas perintah Khalifah Abdul Malik bin Marwan,” jelas Ketua FLP Surabaya ini.

Penulis buku “Mengeja Jejak-jejak Cinta Pada Baginda” ini juga menjelaskan, setelah banjir bandang yang terjadi di sekitar Ka’bah, ketua kabilah saling berebut untuk meletakkan Hajar Aswad di tempatnya semula. Perselisihan yang terjadi hampir memercikan peperangan hebat, semua ketua kabilah enggan mengalah. Puncaknya setelah empat hari berselisih, orang pertama yang datang yang paling pagi ke Ka’bahlah yang dipilih untuk menyelesaikan masalah.  Tidak lain orang itu adalah Nabi Muhammad. Pemuda yang kala itu berusia masih belasan tahun disepakati sebagai penyelesai masalah.

Poster BISIK#4

“Karena mereka semua tahu, Muhammad adalah orang yang amin dan dicintai,” ungkap Saifuddin.

Nabi Muhammad membentangkan semacam serban putih dan meletakkan Hajar Aswad di tengahnya. Setiap pemimpin kabilah memegang ujung serban. Ketika sampai di Ka’bah, putra Abdullah ini meletakkan Hajar Aswad ke tempatnya semula. Semua kabilah satu suara dengan keputusan Nabi Muhammad. 

Diskusi pada BISIK kemudian dilanjutkan dengan sesi pertanyaan dari peserta.

“Mas Saif, apa rekomendasi buku yang bagus tentang kisah Nabi Muhammad?” tanya Ihdina, anggota divisi karya.

“Buku rekomendasi kisah Nabi Muhammad selain fikih sirah ini, di antaranya Rohikul Maktum, Khulasoh Nurul Yaqin dan Lentera Kegelapan,” terangnya.(*lim)


*Lathifah Inten Mahardika




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama