Dokumentasi kelas Keislaman |
Minggu, 07 November 2021 – Kelas
Pembinaan Pramuda kedua dilaksanakan secara daring lewat aplikasi Zoom meeting.
Kelas dimulai pukul 09.00 pagi, pramuda dan pengurus khusuk mengikuti materi kedua
tentang “Dakwah Literasi, Cahaya untuk Negeri.” Setelah materi ke-FLP-an minggu
lalu, kelas kali ini berkaitan erat dengan keislaman sesuai dengan tiga pilar
FLP yang dipaparkan oleh Achmad Danang Ramdani.
Ketua Divisi Kaderisasi FLP Surabaya
membuka acara dengan ice breaking, peserta yang hadir diminta mencari
benda di sekitarnya yang berwarna putih. Peserta terlihat antusias dalam
mengikuti permainan tersebut. Mas Dani ini memang berniat untuk mencairkan
suasana sebelum materi dimulai. Penulis antologi “Memeluk cermin” ini, mengutip
beberapa kata mutiara tentang sastra Islam. Salah satunya dari sastrawan
berkebangsaan Malaysia, Muhammad Pitchay Gani:
“Semua (bahan) kesustaraan yang dihasilkan
oleh penulis yang beragama Islam dalam menyadarkan pembaca tentang kebesaran Allah
dan tanggungjawab sebagai khalifah Allah,” jelas Mas Dani.
Poster Kelas Keislaman |
Founder Bonek Hijrah ini mengajak para peserta untuk mengingat kembali
bahwa sebagai seorang muslim hendaknya menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang
lain. Salah satu caranya dengan berdakwah untuk menyebarkan nilai-nilai
keislaman.
Dani menambahkan variasi metode
berdakwah ada enam diantaranya Dakwah Fardiah, Dakwah Ammah,
Dakwah bil-lisan, Dakwah bil-Haal, Dakwah bil-Qalam dan
Dakwah bil-Hikmah. Dari beberapa metode berdakwah tersebut, Dakwah bil-Qalam
adalah dakwah yang paling erat berhubungan dengan organisasi Forum Lingkar
Pena.
Dokumentasi acara |
Dakwah bil-Qalam merupakan
jurus jitu bagi penulis Islam. Sebagaimana kata “Qalam” merujuk pada
firman Allah SWT yang terjemahannya. “Nun, perhatikanlah Al Qalam dan apa
yang di tuliskannya” (QS. Al Qalam:1). Inilah yang menjadi landasan
munculnya tokoh-tokoh penulis Muslim baik di luar negeri maupun di Indonesia
sendiri seperti Gus Mus.
“Marilah kita bangun ladang dakwah
dengan menulis. Kita hanya hidup sekali, mengapa tidak kita mencari pahalan
dengan menulis? Pahala menulis akan terus mengalir sebab orang masih terus
membaca tulisan kita,” tegasnya.
*)Reporter: Suchoy
Posting Komentar