Kelas Perdana Pramuda FLP Surabaya

Dokumentasi PAB 2021


Mengenal Lebih Dekat Organisasi Forum Lingkar Pena


Di organisasi kepenulisan mana pun, 

Jika kita tidak menulis maka kita tidak akan pernah menjadi penulis.

Penerimaan Anggota Baru (PAB) FLP Surabaya tahun 2021 telah resmi ditutup. FLP Surabaya mengadakan kelas perdana dengan tema keFPLan pada Ahad, 24 Oktober 2021. Anggota baru FLP Surabaya begitu khusuk menyimak pemaparan materi oleh Saifuddin Syadiri di Bonek Hijrah, Jl. Krukah Selatan, Ngagelrejo, Surabaya. 

Penulis buku “Mengejak Jejak Baginda” ini mengaku terinspirasi bergabung dengan FLP Surabaya karena majalah an-Nida yang dibeli di pondok pesantren. Majalah remaja islami yang memuat cerpen karya anggota Forum Lingkar Pena. Semenjak mengikuti seminar di pesantren yang mengundang Habiburrahman El-Shirazy yang akrab dipanggil Kang Abik, minat dalam dunia kepenulisan pun semakin kuat.

Ketua FLP Surabaya mengajak pramuda menilik sejarah berdirinya dan struktur keorganisasian Forum Lingkar Pena. FLP didirikan Helvy Tiana Rossa, Asma Nadia dan Maimon Herawati pada 22 Februari 1997 di masjid Ukhuwah Islamiyah Universitas Indonesia. Kini organisasi berkembang menjadi organisasi kepenulisan islami terbesar di dunia. FLP tidak hanya memiliki anggota di berbagai daerah di Indonesia, tapi juga anggota dari luar negeri.

“Wilayah FLP di luar negeri setahu saya ada di Malaysia, Jepang, Hongkong, Yaman dll,” jelasnya.

Struktur keorganisasian FLP dikomandoi Badan Pengurus Harian (BPH) Pusat FLP, kemudian FLP wilayah, FLP cabang dan FLP ranting. Ketua FLP berganti setiap empat tahun sekali. FLP selalu dipimpin oleh penulis-penulis hebat, seperti  Helvy Tiana Rosa(1997-2005), Irfan Hidayatullah(2005-2009), Izzatul Jannah(2009-2013), Sinta Yudisia(2013-2017), dan ketua saat ini, Afifah Afra(2017-2021).


Poster Kelas Ke-FLP-an

Kepenulisan, Keorganisasian dan Keislaman, itulah tiga pilar organisasi kepenulisan Forum Lingkar Pena. Seorang anggota FLP Surabaya tidak menulis namun aktif berorganisasi maka bukanlah anggota FLP. Anggota yang giat berorganisasi dan aktif menulis, namun konten tulisannya bertentangan dengan Islam juga bukan anggota FLP.

“Seorang anggota FLP Surabaya harus memenuhi tiga pilar itu, ya harus menulis, aktif berorganisasi, menulis konten sesuai ajaran Islam. Bila tidak memenuhi salah satu pilar, artinya bukan anggota FLP yang paripurna,” ungkapnya.

Keanggotaan FLP Surabaya terbagi menjadi tiga jenjang, anggota muda, madya dan andal. Setiap anggota memiliki kriteria masing-masing sesuai dengan pilar FLP. Anggota muda adalah anggota yang baru bergabung dengan FLP dan masih belum memiliki karya. Anggota madya dan andal adalah anggota yang sudah memiliki karya.

 “Apa saja kegiatan rutin FLP Surabaya setelah kelas pramuda?” tanya Firda, salah satu pramuda FLP Surabaya.

FLP Surabaya memiliki banyak kegiatan dan program seperti Baca Buku Bersama (Baber), Bedah Karya, Sidang Karya, Karantina Karya, Pekan Karya, Bincang Sirah Kenabian (Bisik), Penataran Anggota dan Pengurus (PAP), Taklem Pengurus Rutin (Lemper). Sebagian besar kegiatan diadakan luring, karena masih diberlakukan PPKM di Surabaya.*


Reportase oleh: Lathifah Inten Mahardika


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama