Oleh: Ratna W. Anggraini
Rasanya mengucap kata cinta untukmu sudah terlalu biasa. Aku
butuh kata lebih dari cinta. Belum lama memang, kita bersama. Baru sekitar
sembilan tahun. Bahkan belum genap satu dekade. Bersamamu, hari demi hari,
tahun demi tahun, selalu memiliki kisah yang berbeda. Bahkan setiap detail
kisah tentang kita selalu bermakna. Darimu aku belajar memberi dan menerima
banyak hal, banyak pelajaran, dan denganmIlustrasi sumber: pixabay.com
u aku bahkan merajut masa depan.
Aku ingat pernah meminta pada-Nya untuk memiliki kembaran.
Hal gila yang sering kukatakan pada orang-orang ketika bertanya apa
cita-citaku. Aku menjawab bahwa aku bercita-cita kembar, setelah sebelumnya
bercita-cita ingin menjadi pohon. Dan Tuhan mengabulkannya, Dia membuatku
bertemu denganmu. Kita kembar, karena memiliki tanggal lahir yang sama. Hanya
saja aku terlahir dua tahun lebih awal darimu.
Sejak kali pertama mengenal hingga saat ini, aku tidak
pernah sekali pun menyesal ada untukmu. Kamu yang menjadi salah satu rumah
untukku, yang denganmu aku selalu merasa lebih baik dan baik lagi. Kamulah
rumahku. Salah satu rumah yang memang tak bisa kutinggali setiap hari, tapi selalu
kusempatkan untuk merawatmu sembari merawat rumah-rumah yang lainnya.
Tentu saja aku tidak menempati dan merawat rumah ini
sendirian. Yah, aku tidak sendirian di sini. Aku bersama anggota keluarga
lainnya. Orang-orang yang sevisi dan semisi menjadikan rumah ini memancarkan
cahaya kebaikan untuk umat lainnya. Di rumah ini, kami belajar banyak hal.
Mulai dari menulis, berorganisasi, bahkan belajar tentang keislaman.
Orang-orang yang bertahan di rumah ini, juga beragam. Kami
datang dengan latar belakang yang berbeda, usia, pekerjaan, status, dan masih
banyak lagi perbedaan yang kami miliki. Jika sudah berkumpul, kami memiliki
satu tujuan yang sama, yaitu selalu berusaha menjadikan rumah ini sebagai
tempat ternyaman untuk bertumbuh bersama dengan saling menguatkan. Namun tetap
saja, tidak semua mampu bertahan. Ada beberapa yang cuma singgah, tetapi yang
menetap juga tak kalah banyak.
Hai kamu, kini usiamu sudah seperempat abad. Usia yang sudah
tidak remaja lagi. Aku berharap kamu akan selalu menjadi salah satu rumahku
yang terus bercahaya tidak hanya untukku atau untuk orang-orang lain yang juga
menjadikanmu rumah, tetapi cahayamu juga harus mampu menerangi rumah-rumah lain
di sekelilingmu. Selamat ulang tahun, kamu, Forum Lingkar Pena.
Dariku,
Tunas
kecil yang berusaha tumbuh menjadi pohon yang baik.
Pekan Karya: Edisi 16
Tema: Aku dan FLP
Posting Komentar