Satu Dekade Bersama

 Oleh: Ihdina Sabili

Ilustrasi sumber: pixabay.com

Rasanya sering sekali mendapat tugas menuliskan topik ini. Aku dan FLP. Parahnya hampir semua ide topik ini muncul dari aku sendiri. Alibinya untuk mengembalikan lagi ingatan dan komitmen teman-teman pada tujuan pertama pertemuan ini. Padahal, sejatinya mungkin ini hanya keinginanku pribadi.

Aku sempat dibuat penasaran akut, tentang perasaan teman-teman, terhadap FLP. Oleh karena itu aku dapat mencuri dengarnya dari tugas menulis semacam ini. Namun apa hasilnya? Aku hanya akan menemukan rayuan gombal, janji palsu, hingga pencitraan semata. Ah, betapa rumitnya mencari cinta sejati.

Aku belum sepenuhnya mengerti makna cinta sejati. Apakah dia itu rela berkorban hingga bertaruh nyawa? Apakah dia yang meluangkan waktu sebanyak mungkin untuknya? Ataukah dia yang setiap waktu berkoar-koar mengumbar kata cinta?

Begini pula kiranya rasaku yang berdesir padanya. Sudah satu dekade utuh aku mengenal dan berjalan bersamanya. Berbagai suka duka tangis tawa telah terjalin berdua. Tak jarang muncul rasa ingin hengkang saja. Namun semua hanya berakhir kata penuh busa. Sering aku juga dibuat kesal dan jengkel akan situasi bersamanya. Tetapi nyatanya hingga detik ini aku masih memeluknya. Begitu erat.

Atau mungkin aku tak perlu bersusah payah memeluk atau mengeratkan hubungan dengannya. Karena dia telah mendarahdaging mengakar di jauh relung batinku. Bahkan rasanya aku telah menyatu dengannya.

Dulu aku sempat meletakkan hati pada beberapa personel yang ada di sana. Aku begitu menaruh kepercayaan besar pada mereka. Aku memberi harapan besar pada keberhasilannya. Namun nyatanya hanya luka yang kuterima akhirnya. Mereka satu per satu pergi dari aku dan dia. Walhasil, hanya tersisa aku dan dia.

Sudah 10 tahun bersama. Jika merawat anak sudah melewati masa keemasan pertumbuhan. Kini sudah memasuki fase remaja, dimana dia sangat aktif mengeksplor diri. Sebagai usia peralihan dari anak menuju dewasa inilah, aku seringkali dibuat lelah dan ingin rasanya berhenti. Namun dia, semakin hari semakin memikat dan mengikat.

Sebagai sebuah hubungan, satu dekade tentu bukan hubungan main-main. Di sana tentu ada jatuh cinta dan beraneka romansa. Dan tentu saja juga penghasil air mata yang tak sedikit. Meski kemudian canda tawa senyum merekah lebih sering.

Aku dan FLP. Telah satu dekade bersama, bersamanya aku merasa dicinta dan menikmati mencinta. Dalam selimut organisasi dan kepenulisan, dalam berbagai tugas dan amanah yang mendewasakan. Terlepas dari itu semua, aku dan FLP telah menyatu. Bukan karena politik atau apa. Namun murni karena ketulusan hati dan kejernihan jiwa.


Pekan Karya: Edisi 16

Tema: Aku dan FLP

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama