Dari Kami yang Ber-FLP

IMG-20150823-WA0040  Di Sidoarjo, di kota Udang itu, beberapa waktu yang telah lampau kami dapati seorang lelaki yang tenang perangainya, Rafif Amir, telah dilantik menjadi ketua FLP Wilayah Jawa Timur yang baru. Jika Saudara tangkap gaya bicaranya dengan seksama ketika beliau berbicara perihal organisasi FLP yang digelutinya, maka ada semangat di situ, ada tekad di situ, ada idealisme yang teguh dilapisi ketenangan yang dingin meneduhkan.
Lalu apakah semua itu bisa menjadi parameter sebuah amanah yang dipercayakan kepada beliau benar-benar bisa diembannya dengan baik? Apakah organisasi yang kini dipimpinnya akan semakin menghebat? Oh, tentu akan terlalu terburu-buru jika Saudara mempertanyakan yang demikian.
Lelaki yang terperangkap dalam semangat pemuda itu bisa jadi akan membuat orang-orang yang dipimpinnya akan sengsara. Tapi jika sengsaranya lantaran berjuang untuk kebaikan dan kemajuan bersama, sungguh itu seribu kali lebih baik ketimbang kenyamanan dan ketenangan yang menjerumuskan pada padamnya semangat perjuangan kami.
Kami melarang Saudara untuk membahas Rafifnya dahulu, tapi kami mengajak Saudara membahas tentang kami dahulu. Ya, tentang kami, orang-orang yang beberapa tahun ke depan akan dipimpinnya.
Pada kenyataannya, sebagian dari kami memang siap untuk memilih Mas Rafif itu sebagai pemimpin kami, tapi belum tentu kami siap untuk dipimpin pemuda berperangai tenang tersebut. Memilih pemimpin yang benar-benar pemimpin itu sulit, tapi lebih sulit daripada itu semua adalah siap atau tidaknya kami dipimpin oleh pemimpin yang benar-benar pemimpin. Sebab salah satu ciri pemimpin yang benar-benar bekerja, akan rajin betul membuat apa-apa yang menjadi kebijakannya akan menguras tenaga para perangkat kepemimpinannya, tak terkecuali kami rakyatnya yang non pengurus wilayah. Sebab kami juga sadar, salah satu ciri pemimpin yang benar-benar pemimpin adalah pribadi yang senantiasa mau bekerja keras serta berani mengajak para petugas dan rakyatnya untuk senantiasa pula bekerja keras dan bekerja cerdas demi kemajuan dan kemaslahatan bersama, meski bagaimanapun juga beliau akan paling keras kerjanya.
Namun kami akan senantiasa mengamati, apakah pengurasan tenaga kami, bersusah-susahnya kami itu digunakannya untuk menjadikan diri sebagai orang yang semakin santai dan nyaman pada posisinya, ataukah pengurasan tenaga kami itu, bersusah-susahnya kami itu digunakan beliau hanya untuk kemajuan dan manfaat bersama.
Tugas kami, orang-orang yang kini dipimpin beliau, selanjutnya adalah percaya dan ikut mendukung. Mendukung bukan dari yang terbelakang, mendukung bukan dengan cara yang taklid buta, tapi mendukung yang membersamai. Kami orang-orang yang dipimpinnya tidak ingin hanya sekedar menjadi pak turut atau bu turut, tapi ingatlah pula bahwa kami mendukung dengan cara menilai, mencermati dan mentaati serta mendoakan yang terbaik.
Semoga kami telah memilih pribadi yang senantiasa berkenan membantu kami untuk maju, pribadi yang berkenan menempatkan diri sebagai penjaga nama baik kami, pemimpin yang benar-benar pemimpin, bukan pemimpin yang ‘KW’ dan asal ada, bukan pemimpin yang untuk gagah-gagahan saja. Maka tentu saja semoga kami yang di tingkat cabang senantiasa mampu meningkatkan kualitas FLP cabang kami. Sebab dengan semakin rapi dan berkualitasnya FLP Cabang, kami optimis akan mengurangi beban yang diemban oleh pemimpin yang baru. Semoga menjadi keniscayaan, jargon FLP go Internasional pada Muswil yang telah lampau menjadi kenyataan.
Ah, rupa-rupanya sulit rasanya menghabiskan kenangan kami tentang keramahan dan kesantunan beliau. Semoga jangan sampai habis

Ibra Maulan Tigotsulatsi.
Surabaya, 25 Agustus 2015.




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama