Siapa tak tahu kuliner Indenesia “Gado-Gado”. Sayur-mayur dengan lontong yang diguyur bumbu kacang. Hmm ... Maknyus rasanya. Namun ternyata gado-gado juga memiliki variasi.
Di Semarang, saya temui kuliner yang sajiannya hampir sama dengan gado-gado. Masyarakat di sana menyebutnya”Lotek”. Terasa unik saat saya mendengarnya pertama kali, bahkan saya tidak pernah meembayangkan itu adalah nama makanan.
Meskipun sajian lotek hampir sama dengan gado-gado, namun lotek masih memiliki ciri khas. Sajian lotek lebih didominasi sayur-mayur berbentuk daun, seperti bayam, bayam, daun kenci, kubis, timun, dan kenikir tanpa ada kentang, tomat, dan lontong. Krupuknya pun sudah dihancurkan saat disajikan.
Waktu yang paling pas menikmati lotek adalah siang hari. Tak perlu merogoh kocek terlalu dalam untuk dapat menikmati lotek. Karena kuliner ini adalah kuliner yang merakyat. Rata-rata harga lotek di Semarang Rp 2.500 hingga Rp 3.000 kita sudah dapat menikmati sepiring penuh lotek. Biasanya, saya dan teman-teman kantor menyempatkkan diri mampir di warung lotek yang tidak jauh dari kantor saat istirahat. Sebagai anak kos, keberadaan lotek cukup membantu ekonomi.
Ngesti Andhamari
Posting Komentar