Sudah masuk tahun 2020 ya? Hehe. Tidak terasa ya. Rasa-rasanya
kemaren malam tahun baru 2019, eh sekarang sudah tahun baru 2020. Waktu begitu
cepat berlalu. Tapi, kadang saya masih saja menyia-nyiakannya.
Di awal tahun ini, tentu banyak teman-teman yang menulis
pencapaiannya di tahun 2019. Keren sekali. Pencapaian mereka banyak banget.
Istimewa juga. Saya jadi iri. Iri untuk meniru mereka. Semoga!
Sedangkan saya? Saya bingung apa yang saya tulis. Tapi pasti ada.
Pasti ada sesuatu yang menginspirasi. Semua orang kan memang mimiliki jalan
sendiri. Memiliki perjuangan dan kesedihan sendiri-sendiri.
Dalam hal ini, saya ingin menulis tentang nge-blog. Ya, nulis di
website peribadi. Saya punya blog berdomain sendiri. Saya buat tahun 2018. Dan
saya fokus nulis di situ tahun 2019. Dan diterima oleh google adsense tahun
2019 pula.
Keren bukan? Banyak loh teman-teman saya yang sampai hari hari ini
tidak diterima google adsense. Blog saya kok bisa diterima? Entahlah.
Saya tidak akan menulis tentang google adsese. Saya hanya ingin
ngasih tahu aja, ngeblog itu ternyata banyak berkahnya. Loh kok bisa? bisa
saja.
Tentu berkah yang paling penting adalah kemampuan menulis kita akan
terus meningkat. Karena kita akan dituntut untuk terus menulis dan menulis.
Ada dua pengalaman yang membuat saya nyadar, ngeblog itu bermenfaat
banget. Yang pertama, ketika saya ditawari untuk mengisi di sebuah majalah
sebuah Yayasan. Tentu saya mau dong.
Ceritanya begini, setiap selesai saya nulis dan diposting di blog,
pasti saya share di medsos saya. Entah itu Facebook, Twitter, dan seterusnya.
Ternyata, ada salah satu ustadz yang mengetahuinya.
Pada suatu ketika, ustadz itu ketemu dengan saya. Lalu kami
berbincang-bincang mengenai tulis-menulis. Beliau ternyata juga sering menulis.
Setelah itu saya ditawari untuk menulis di majalah yang dikelola oleh sebuah
Yayasan.
“Biar tulisanmu tidak hanya di Facebook, nulis di majalah ini ya…”
kata beliau.
Saya menulis sesuai pesanan. Dan tulisan saya langsung dimuat di majalah
itu. Alhamdulillah, sharing dan berbagi inspirasi saya semakin meluas. Tidak
hanya di blog peribadi.
Cerita yang kedua, ketika saya berkunjung ke salah satu aktivis
dakwah. Beliau ini ‘alim. Lancar baca kitab kuning. Di sisi ruang tamunya ada
lemari besar yang berisi banyak kitab kuning.
Ternyata, beliau ini tahu kalau saya suka nulis. Tahunya karena
melihat blog saya. Waktu itu kita ngobrol banyak hal. Masalah “kesantrian’ juga
tidak luput dari obrolan kami.
Lalu, (dan ini yang bikin saya gimana gitu) beliau menawari saya
untuk mengelola sebuah website. Temanya tentang keislaman. Keislaman sesuai
dengan yang kami pelajari dulu di pesantren. Tidak ke kanan, tidak ke kiri.
Dalam bahasa guru kami, kolaborasi antara Islam, Iman, dan Ihsan.
Saya menyetujui tawaran beliau. Lalu, saya dan teman-teman
se-almamater bikin susunan redaksi. Membuat rapat kerja. Membuat website. Dan
menyiapkan semua hal yang dibutuhkan. Termasuk wifi. Semua biayanya ditanggung
oleh Gus saya itu.
Itu sih pengalaman saya mengenai nge-blog. Biasa-biasa saja. Tapi,
cukup menggugah jiwa saya untuk terus nge-blog. Apa nge-blog menguntungkan?
Tergantung tujuan kita, nge-blog untuk apa.
Sudah ya…. Salam.
Posting Komentar